Cute Pink Kaoani

Senin, 19 Mei 2014

Terimakasih


 Pelangi setelah hujan?
Apakah akan selalu ada?
Sejatinya seperti rumput yang terkena embun setelah turunnya hujan..
Mempelajari berbagai hal, perasaan, keadaan..
Ingin memperbaharui perasaan ini, tetap pada orang yang sama tapi kesan yang berbeda, yang dulu hanya 5 warna, kini berwarna warni berbagai macam perasaan yang ingin aku ukir sampai berbekas hingga nanti.
Jatuh berkali kali pada orang yang sama, sangat amat menguji perasaan ini, menguji kedewasaan, keadaan yang silih berganti tak sama.
Aku tersenyum, membuka kembali catatan harian yang sudah berumur itu. Kini sosok ‘orang yang sama’ itu benar benar terjadi, benar benar ada di sampingku, di hadapanku, dan selalu ada di sekitarku. Sosok yang membuat aku terus meyakini bahwa, tuhan selalu memberikan jalan bagi orang yang terus berusaha, dan benar- benar memperjuangkan apa yang ia inginkan. Dia adalah suamiku.
Setelah berbagai macam perjalanan kami tempuh, akhirnya hati kami berlabuh secara serempak pada tanggal 10 maret, 2 tahun yang lalu. Tuhan amat sangat baik, rencananya sangat penuh dengan berbagai tanda tanya yang selalu aku munculkan. Mendapatkan sosok lelaki yang hebat, yang selalu menyayangi dan menatap aku penuh rasa sayang. Entah apa yang membuat kami bertahan lama, entah do’a tau usaha kami, yang jelas allah sangat amat berandil dalam bersatunya kami.
“hey, sudah malam, kenapa kamu belum tidur?” tanyanya sambil mengusap rambutku.
Aku hanya tersenyum, dan memegang tangannya erat, “aku sangat bersyukur, memiliki stok perasaan yang tak ada habisnya untukmu”.
“boleh aku mencubit pipimu?, seperti remaja saja, gombal di malam hari” ujarnya jahil
“sungguh, kau membuatku jengkel saja, aku itu sungguhan tau!” balasku kesal.
Aku tarik seluruh selimut dan tak menyisakan untuknya, huh mengganggu suasana saja!
“hahahaha, tetep yah sensi mu tak hilang-hilang, aku hanya bercanda sayang, tak ku balas pun, kau pun tahu kan isi disini?” sambil menunjuk ke arah dadanya.
Aku diam tak bergeming.
“hey dear..”
“……”
Dia tarik selimutku dengan sedikit paksa,
Membalikkan tubuhku yang pura-pura manyun.
“wah, ibu ibu jaman sekarang yah, tidur pun mukanya harus dimanyun-manyunin segala, ckckc”
Ia mencubit pipiku, dan aku merasakan sakit yang mengaharuskanku membuka mata.
“apa?” tanyaku kesal
“love you more, honey.. pengisi masa hidupku”
Sambil mencium keningku ia meneteskan air mata, suami yang amat sangat cengeng!
“harus aku ulangi berapa kali, kalau hati ini sangat amat bahagia bisa mengisi sebagian hidup bersamamu”
Aku tersenyum dan..
Waktunya tidur!
Cerpen Karangan: Ulfah Rahmadiyanti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar